๐Ÿฆ† DuckDB: Kecil-Kecil Cabe Rawit, Rahasianya di Optimizer!


DuckDB lagi naik daun banget sebagai “SQLite-nya OLAP”. Bisa proses data bergiga-giga di laptop lokal dengan kecepatan kilat. Tapi, kok bisa secepat itu? ๐Ÿค”

Jawabannya bukan cuma di format penyimpanan (Parquet/Columnar), tapi di otak cerdasnya: Query Optimizer.

Mari kita bedah cara kerjanya berdasarkan artikel Alibaba Cloud “DuckDB Internals”! ๐Ÿ‘‡

๐Ÿ›‘ 1. The Problem (Masalah Utama)
SQL adalah bahasa Declarative. Kita cuma bilang “Saya mau data X”, tapi tidak bilang “Cara ambilnya gimana”.
๐ŸŒ Isu: Jika database memilih rute eksekusi (Execution Plan) yang salahโ€”misalnya melakukan Join tabel raksasa duluan sebelum di-filterโ€”query yang harusnya detik bisa jadi berjam-jam.
๐Ÿ“‰ Tantangan OLAP: Query analitik biasanya melibatkan banyak tabel dan agregasi kompleks. Salah strategi sedikit saja, RAM laptop bisa langsung Out of Memory.

๐Ÿง  2. Metodologi & Solusi: Rule-Based + Cost-Based
DuckDB tidak menggunakan satu jurus saja. Mereka menggabungkan dua pendekatan utama dalam pipeline optimasi mereka:
๐Ÿ“ Rule-Based Optimizer: Menggunakan aturan baku untuk menyederhanakan query. Contoh: Mengubah a + 0 menjadi a, atau WHERE 1=0 langsung menghentikan query karena pasti kosong.
๐Ÿ’ฐ Cost-Based Optimizer (CBO): Untuk keputusan yang lebih berat (seperti urutan JOIN), DuckDB menghitung “biaya” (CPU & I/O) dari berbagai skenario dan memilih yang termurah.

โš™๏ธ 3. How It Works (Bedah Teknik)
Ada tiga fase magis yang terjadi di dalam DuckDB Optimizer:
๐Ÿ“Š Statistics Propagation:
Sebelum query jalan, DuckDB mengintip statistik data (Min, Max, jumlah Null, HyperLogLog). Ini membantu optimizer menebak seberapa besar hasil filter nanti.
๐Ÿงฎ Expression Rewriting:
Menyederhanakan logika matematika dan boolean.
* Constant Folding: SELECT 10 + 20 langsung diubah jadi 30 saat kompilasi.
* Common Subexpression Elimination: Jika ada rumus yang dihitung dua kali, DuckDB cukup hitung sekali dan pakai ulang hasilnya.
๐Ÿ”— Join Reordering (The King of Optimization):
Ini bagian paling krusial. DuckDB menggunakan algoritma Dynamic Programming (untuk jumlah tabel sedikit) dan Greedy Algorithm (untuk tabel banyak) demi menemukan urutan penggabungan tabel yang paling efisien memori.

๐Ÿ“ˆ 4. Finding & Result
Dengan arsitektur optimizer ini, DuckDB menghasilkan:
๐Ÿš€ Predicate Pushdown: Filter (WHERE) dieksekusi sedini mungkin, sehingga data yang harus dibaca dari disk/memori jadi sangat sedikit.
โœ‚๏ธ Pruning: Kolom yang tidak dipakai dalam SELECT tidak akan pernah dibaca (Proyeksi), menghemat I/O secara drastis.
โšก Vectorized Execution: Optimizer menyusun rencana yang memungkinkan CPU memproses data dalam batch (vektor), bukan baris per baris.

๐Ÿ“ 5. Key Takeaways
๐Ÿงฉ Declarative is Hard: Membuat database mengerti “maksud” user itu sangat kompleks. Optimizer adalah komponen paling rumit di database engine.
๐Ÿ“‰ Filter Early: Prinsip utama optimasi adalah mengurangi jumlah data secepat mungkin (Filter Pushdown).
๐Ÿค– Know Your Data: CBO sangat bergantung pada statistik. Kalau statistik datamu ngaco (stale statistics), query plan juga bakal ngaco.

Jadi makin paham kan kenapa DuckDB bisa “ngebut” di local machine? ๐Ÿ˜Ž

๐Ÿ”— Sumber Lengkap:
https://www.alibabacloud.com/blog/duckdb-internals—part-4-optimizer-overview_602677

#DuckDB #DatabaseInternals #DataEngineering #OLAP #SQL #QueryOptimization #BigData #SystemDesign #TechDeepDive

Leave a Comment