Kita sering liat demo AI Agent yang “ajaib”βbisa coding sendiri, pesen tiket sendiri. Tapi Armin Ronacher (creator Flask) baru aja nulis artikel yang menampar realita: “Agents are Hard”.
Bikin demo itu gampang, bikin yang reliable buat production itu neraka. Ini bedahannya:
1. β οΈ Problem Statement (Masalah)
* The “Intern” Problem: AI Agent itu kayak anak magang yang pintar tapi ceroboh. Kadang dia brilian, kadang dia menghapus database produksi karena salah paham instruksi.
* Non-Determinism: Software engineer terbiasa dengan input A = output B. Di dunia Agent, input A bisa jadi output B, C, atau malah ngelantur ke Z. Susah di-debug!
* State Management: LLM itu aslinya stateless (lupa segalanya tiap request baru). Mengelola “ingatan” (memori) agent saat melakukan tugas bertingkat itu sangat rumit dan error-prone.
2. π οΈ Metodologi & Hipotesis
Armin menyarankan pendekatan “Defensive Agent Engineering”:
* Sandbox Everything: Jangan pernah biarkan Agent jalanin kode (Code Interpreter) di lingkungan mesin utama. Harus di kontainer terisolasi yang mati setelah dipakai.
* Structured Protocol: Jangan cuma chat teks. Gunakan protokol ketat (seperti MCP – Model Context Protocol) agar Agent punya definisi alat yang jelas, bukan tebak-tebakan JSON.
* State Machines: Alih-alih membiarkan AI menentukan langkah sebebasnya, batasi pergerakannya menggunakan Finite State Machine agar alurnya tetap terkontrol.
3. π Findings & Hasil
* π Infinite Loops: Tanpa guardrails, Agent sering terjebak dalam lingkaran setan (mencoba error yang sama berulang kali sampai token habis).
* π Debugging Nightmare: Saat Agent gagal, susah melacak apakah salah di Prompt, salah di Model, atau salah di Tool. Tooling observability saat ini masih belum cukup matang.
* π‘οΈ Safety Gap: Menghubungkan Agent ke internet/API publik membuka celah keamanan baru (Prompt Injection) yang sulit ditambal total.
4. π‘ Key Takeaways
* It’s Not Just Prompting: Masalah Agent bukan cuma soal “kurang pinter bikin prompt”, tapi masalah Systems Engineering.
* Human in the Loop: Untuk tugas kritis, otonomi penuh itu berbahaya. Selalu sediakan tombol “konfirmasi” buat manusia.
* Reliability > Intelligence: Model yang “agak bodoh” tapi konsisten lebih berguna daripada model jenius yang sering halusinasi.
π» How to Use / Implementation Advice
Berdasarkan pengalaman Armin, jika kamu membangun Agent hari ini:
* Gunakan Tracing (Wajib):
Pasang tool observability (seperti LangSmith, Arize, atau Sentry AI) untuk melacak setiap langkah pikir (Chain of Thought) agent. Tanpa ini, kamu buta.
* Batasi “Retry”:
Di kode loop agent kamu, pasang hard limit.
max_retries = 3
if retries > max_retries:
return “Human help needed!”
* Strict Schemas:
Saat mendefinisikan Tools (misal: fungsi get_weather), gunakan Pydantic/JSON Schema yang sangat deskriptif. Jangan biarkan LLM menebak tipe data.
* Fail Gracefully:
Ajari Agent untuk bilang “Saya tidak tahu” atau “Saya butuh bantuan”, daripada memaksa mengarang jawaban.
π Baca Artikel Lengkapnya:
https://lucumr.pocoo.org/2025/11/21/agents-are-hard/
#AIAgents #SoftwareEngineering #ArminRonacher #LLM #DevOps #SystemDesign #ArtificialIntelligence #TechReality