Tanggal Berita: 9 Desember 2025
Carl Watts melakukan bedah biaya total kepemilikan (TCO) selama 20 tahun untuk menyimpan 10 Petabyte data arsip. Hasilnya mengejutkan: Cloud "dingin" ternyata jauh lebih mahal daripada solusi tape on-premise modern.
🚧 Problem Statement: Tagihan Cloud yang "Membeku"
Awalnya, penyimpanan cloud terlihat murah untuk sekadar backup. Namun, seiring waktu berjalan, perusahaan sering terbangun dengan tagihan tahunan 7 digit untuk data yang hampir tidak pernah berubah.
📉 Biaya Tersembunyi Model cloud bekerja seperti "sewa abadi". Untuk data operasional yang elastis, ini masuk akal. Tapi untuk arsip regulasi 10-20 tahun, model ini menjadi beban finansial yang berat. Masalah utamanya adalah biaya retrieval (pengambilan data) dan egress (keluar data). Setiap kali Anda ingin mengaudit arsip Anda, "meteran tarif" berjalan kencang, membuat perusahaan takut menyentuh datanya sendiri.
🛠️ Metodologi: Skenario 10PB Selama 20 Tahun
Skenario yang diuji sangat spesifik agar perbandingan adil. Penulis menghitung biaya untuk 10.000 TB (10 PB) data dengan tingkat akses rendah (2.5% per bulan) dalam kurun waktu 5, 10, hingga 20 tahun.
🆚 Head-to-Head Perbandingan dilakukan antara AWS S3 Glacier Deep Archive (opsi termurah di cloud saat ini) melawan Tape-Backed Object Store (LTO Tape library on-premise lengkap dengan hardware, media, dan staf operasional).
⚡ Findings: Tape Menang Telak
Hasil perhitungan TCO menunjukkan selisih yang masif, bahkan setelah penulis memasukkan biaya "tebusan" migrasi (egress) sebesar $500.000 untuk menarik data keluar dari cloud.
💰 Penghematan Jutaan Dolar Dalam jangka waktu 20 tahun, solusi Tape + Egress menghabiskan sekitar $4.11 Juta, sedangkan AWS Deep Archive menelan biaya $6.58 Juta. Artinya, Tape menghemat sekitar $2.47 Juta dibandingkan opsi cloud termurah. Jika dibandingkan dengan tier cloud yang lebih mahal (seperti S3 Glacier Instant atau Azure Cool Blob), penghematan dengan Tape bisa melonjak hingga $10-20 Juta.
🔓 Kebebasan Akses Keunggulan terbesar Tape bukan hanya di harga sewa, tapi di nol biaya retrieval. Anda bebas membaca ulang data arsip Anda untuk analitik atau AI training tanpa takut tagihan meledak, tidak seperti cloud yang memajaki setiap GB yang dibaca.
⚙️ How to Use: Framework Keputusan Repatriasi
Kapan saatnya melakukan Repatriasi Data (membawa data pulang dari cloud)? Gunakan panduan berikut.
📋 Checklist Syarat Pertimbangkan pindah ke Tape jika volume data Anda sudah di atas 5-10 PB dan terus tumbuh, dengan pola akses rendah tapi stabil, serta memiliki horizon penyimpanan lebih dari 10 tahun (misalnya untuk kebutuhan regulasi atau riset).
🏗️ Langkah Implementasi Mulailah dengan inventarisasi data untuk memisahkan "sampah" digital dari aset berharga. Hitung biaya riil cloud Anda (jangan lupa masukkan variabel biaya retrieval). Desain sistem Tape modern dengan disk cache di depannya, dan siapkan dana capex untuk migrasi awal.
🗝️ Key Takeaways
🏠 Sewa vs Beli Menyimpan arsip 20 tahun di cloud sama seperti menyewa apartemen seumur hidup. Menyimpannya di Tape sama seperti membeli rumah. Di jangka panjang, "membeli" aset hampir selalu lebih murah daripada menyewa.
💸 Toll Booth Effect Cloud cold storage memiliki "gerbang tol" di setiap pintu keluar. Biaya ini seringkali diabaikan saat perencanaan awal, namun menjadi pembunuh anggaran saat data perlu diaudit atau dipulihkan dalam jumlah besar.
🛡️ Kedaulatan Data Selain biaya, Tape memberikan kontrol fisik penuh. Anda yang memegang kunci enkripsi, Anda yang mengatur pemusnahan fisik media, dan data Anda tidak tunduk pada perubahan skema harga sepihak dari vendor cloud.
💬 Interaksi Pembaca
Apakah perusahaan Anda memiliki tumpukan data arsip di AWS Glacier yang "takut" Anda sentuh karena biaya retrieval-nya? Mungkinkah ini saatnya mempertimbangkan tape modern sebagai strategi aset jangka panjang?
Sumber:
https://hackernoon.com/what-10-pb-of-cold-data-really-costs-in-aws-gcp-azure-vs-tape-over-20-years
#DataArchiving #CloudCosts #AWSGlacier #TapeStorage #FinOps #DataRepatriation #CIOStrategy #BigData #LTO #TechEconomics