Hampir semua saham AI (kecuali Google) turun bulan lalu. Investor mulai panik: “Apakah kita cuma bakar duit?” π₯πΈ
Artikel dari Crazy Stupid Tech ini memberikan analisis tajam yang membandingkan kegilaan AI hari ini dengan Dot-com Bubble tahun 1999. Spoiler: Polanya mirip banget.
Ini ringkasannya:
1. β οΈ Problem Statement (Masalah)
* Mania Berlebihan: Revolusi AI baru berjalan 36 bulan, tapi valuasinya sudah meledak tidak masuk akal.
* The “ROI” Gap: Perusahaan Big Tech (Microsoft, Meta, Amazon) membakar $70-100 Miliar per tahun untuk data center AI. Masalahnya? Pendapatan dari AI belum cukup untuk menutup biaya fantastis ini.
* Panic Selling: Investor mulai sadar bahwa “Hype” tidak sama dengan “Profit”. Ketakutan akan overspending mulai menggoyang pasar saham.
2. π Metodologi & Hipotesis
Penulis membandingkan metrik finansial tahun 2025 (AI) dengan tahun 1999 (Internet).
* Internet Time vs AI Time: Kalau dulu 1 tahun internet rasanya seperti 7 tahun (dog years), sekarang perkembangan AI lebih cepat lagi.
* Inflasi Bubble: Bubble internet butuh 4.6 tahun untuk membesar sebelum pecah. Bubble AI mencapai ukuran yang sama hanya dalam 2/3 waktu tersebut.
* Concentration Risk: Dulu resiko tersebar di ribuan startup dot-com kecil. Sekarang, resiko terkonsentrasi di segelintir raksasa (Magnificent Seven) yang saling ketergantungan.
3. π Findings & Vulnerabilities (4 Kerentanan Utama)
* π° Too Much Spending: Estimasi belanja AI global tahun 2025 tembus $1.5 Triliun. Angka ini “nggak masuk akal” jika dibandingkan dengan use-case nyata saat ini.
* ποΈ Too Much Leverage: Perusahaan infrastruktur (seperti CoreWeave & Oracle) berhutang besar-besaran untuk beli GPU. Kalau permintaan turun dikit aja, mereka bisa kolaps.
* π€ Crazy Deals: OpenAI divaluasi $500 Miliar padahal rugi miliaran dolar per tahun. Ini mengingatkan pada Amazon di tahun 1999 (bakar duit demi growth).
* π¨π³ China Factor: Persaingan geopolitik membuat pasar tidak stabil. Kemajuan teknologi dari China (seperti DeepSeek) bisa merusak dominasi harga perusahaan AS.
4. π‘ Key Takeaways
* History Rhymes: AI itu revolusioner (seperti internet), TAPI kita terlalu optimis di jangka pendek.
* The “Dip” is Coming: Jangan kaget kalau ada crash atau koreksi besar dalam waktu dekat (bulan, bukan tahun).
* Long Term Game: Sama seperti Amazon yang butuh AWS untuk jadi raksasa, OpenAI dan pemain AI lain butuh “killer product” yang beneran untung (bukan cuma subsidi investor) untuk bertahan hidup setelah bubble pecah.
π Baca Analisis Lengkapnya: https://readwise.io/reader/shared/01kaqaf6pnjybzgtafdrfzgsz1
#AIBubble #TechMarket #Economy #DotComBubble #Investing #OpenAI #NVIDIA #BigTech #FinancialAnalysis