Selama ini kita terbiasa beli software, lalu kita yang kerjain sendiri tugasnya. Tapi artikel dari Verticalized memprediksi perubahan radikal. AI bukan cuma fitur tambahan, tapi pengubah model bisnis total.
Ini bedahan 2 ide kuncinya:
1. ⚠️ Problem Statement (Masalah)
📉 The Seat-Based Trap: Bisnis software (SaaS) tradisional menjual lisensi “per kepala” (per seat). Semakin efisien software-nya, semakin sedikit karyawan yang dibutuhkan klien.
💸 Revenue Paradox: Jika AI membuat 1 orang bisa mengerjakan pekerjaan 10 orang, maka klien akan memecat 9 orang lainnya. Akibatnya? Pendapatan perusahaan software malah turun karena jumlah seat yang dibeli berkurang.
2. 🛠️ Ide 1: Services-as-Software
Pergeseran dari “Menjual Alat” ke “Menjual Hasil Kerja”.
🔨 Old Way (SaaS): Kamu beli cangkul (software) buat menggali lubang. Kamu yang capek, software cuma diam.
👷 New Way (AI): Kamu beli “Jasa Gali Lubang”. Software-nya (AI Agent) yang menggali sendiri sampai selesai. Software bertindak sebagai worker, bukan sekadar tool.
3. 📈 Ide 2: Outcome-Based Pricing
Model bisnis wajib berubah untuk bertahan hidup.
🏷️ Work > Users: Jangan lagi menagih bayaran per user ($30/bulan/user). Mulailah menagih per hasil kerja ($10/laporan selesai, $50/janji temu diatur).
💰 Capture Value: Dengan menjual hasil, perusahaan software bisa mengambil porsi nilai ekonomi yang lebih besar (setara gaji karyawan yang digantikan), bukan cuma remah-remah biaya langganan aplikasi.
4. 💡 Key Takeaways
🏭 High Margin Services: Masa depan Vertical AI adalah perusahaan “Jasa” (Agency/Consulting) yang dijalankan dengan margin keuntungan “Software” (90%).
🤝 The Great Bundle: Software akan menelan industri jasa. Firma akuntansi, hukum, atau desain grafis akan digantikan oleh software yang “melakukan” pekerjaan itu, bukan software yang “membantu” akuntan.
🔗 Baca Analisisnya: https://verticalized.co/p/two-ideas-on-ai
#VerticalAI #SaaS #BusinessModel #ServiceAsSoftware #ArtificialIntelligence #TechTrends #StartupStrategy #FutureOfWork #OutcomePricing