🏎️ Pelajaran Mahal Developer AI: Jangan Bikin AI Pinter Dulu, Bikin Cepat Dulu! 📉

Sering nemu aplikasi AI yang jawabnya super pinter, tapi loading-nya bikin emosi (bisa 10-20 detik)? Ternyata itu kesalahan fatal dalam desain produk.
Artikel dari Kix.dev berjudul “First make it fast, then make it smart” membongkar kenapa obsesi kita sama model tercanggih (GPT-4/Opus) justru membunuh UX.
Ini bedahannya:

  1. ⚠️ Problem Statement (Masalah)
    • The “Smart” Trap: Developer sering perfeksionis. Maunya pakai model paling besar biar jawabannya 100% akurat.
    • Latency Kills Flow: Bagi user, menunggu 5 detik itu terasa seperti selamanya. Aplikasi yang lambat memutus flow kerja dan bikin user malas balik lagi.
    • Churn: Pengguna lebih memaafkan AI yang “agak bodoh tapi instan” (bisa dikoreksi) daripada AI jenius yang lemot.
  2. 🛠️ Metodologi & Solusi
    Penulis menyarankan pendekatan terbalik: Speed First.
    • Start Small: Gunakan model kecil/cepat (seperti Gemini Flash, Haiku, atau Llama 8B) sebagai default.
    • Progressive Intelligence: Tampilkan jawaban kasar secepat kilat (<500ms). Jika user butuh lebih detail, baru panggil model besar di background untuk memolesnya (refine).
    • Streaming UI: Jangan tunggu jawaban selesai. Tampilkan teks huruf demi huruf secepat mungkin biar user merasa ada progres.
  3. 📈 Findings & Dampak
    • ⚡ Iterasi Cepat: Kalau AI jawab cepat tapi salah, user tinggal bilang “bukan itu maksudnya”. Tapi kalau AI jawab lama dan salah, user langsung rage quit.
    • 🧠 Perception of Intelligence: Kecepatan menciptakan ilusi kecerdasan. Asisten yang responsif terasa lebih “hidup” dan membantu daripada profesor yang mikirnya kelamaan.
    • 🛡️ Feedback Loop: Kecepatan memungkinkan user melakukan trial-error prompt lebih banyak dalam waktu singkat, menghasilkan output akhir yang lebih baik.
  4. 💡 Key Takeaways
    • Latency is a Feature: Kecepatan bukan sekadar optimasi, itu adalah fitur utama.
    • Good Enough is Great: Untuk 80% kasus, model kecil sudah cukup pintar. Jangan buang resource untuk 20% kasus edge case di awal.
    • Make it Fast to Make it Smart: Hanya setelah aplikasimu terasa instan, barulah kamu pelan-pelan menaikkan kecerdasannya tanpa mengorbankan kecepatan.

🔗 Baca Artikelnya: https://kix.dev/first-make-it-fast-then-make-it-smart/ 

#AIEngineering #UXDesign #ProductManagement #Latency #DevOps #SoftwareArchitecture #StartupTips #TechPhilosophy

Leave a Comment